Semangat sampe akhir hidup itu PENTING ya…Mari Berbagi Kebaikan!

wot arda_sothie wanna say….'bout evrythin'

Agustus 11, 2011

Filed under: Uncategorized — ardasothie @ 9:08 pm

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan seorang alim pada muridnya,

“Wahai anakku, sesungguhnya ilmu itu adalah cahaya. Ia tidak akan mau masuk ke dalam hati yang di dalamnya kotor oleh maksiat”

 

http://beranda.blogsome.com/2006/06/17/indahnya-menjaga-pandangan/

 

Sang Penakluk Gibraltar Februari 15, 2011

Filed under: Uncategorized — ardasothie @ 10:34 am

(more…)

 

Hey, senyuuum Desember 26, 2010

Filed under: Uncategorized — ardasothie @ 9:45 am

tapi ya…

ga segitunya juga sih

abis nonton film 24 Desember 2010 jam 22.00

yup,kita  tu harus bisa ngambil hikmah dimana aja bok

trus intinya

ga ada yang terlambat kalau kamu mau berubah

jadi

jalanin aja lah,,, apalagi saya tau

untuk berhijrah tu ternyata butuh waktu bertahun3x untuk sebagian orang

termasuk saya

berhijrah ke arah yang benar menrut yang saya yakini, dimulai dari bertahun2 yang lalu

sekarag pun belum sempurna hijrahnya

ya. doakan saja

Senyum 🙂

 

Maaf, keterlambatan cinta Desember 24, 2010

Filed under: Uncategorized — ardasothie @ 9:12 pm

Maaf untuk cinta yang terlambat

Yng harusnya kuberi paling tidak 1-2 menit lebih cepat

menurut perhitunganNya

maaf untuk asa yang tertahan

oleh arah2, entahlah

tapi setidaknya aku sudah mengerti 1 hal…

“cinta bukan saling memandang, tapi

sama sama memandang ke arah yang sama”

walau begitu , sampai sekarang pun aku tak pernah benar benar yakin

ini terlambat, atau bahkan

memang belum datang

sama sekali

kadang menit2 ini terasa bbegitu hambar

tak kusadari awalnya mengapa

tapi kemungkinan besar,

karna yang terlambat itu

Maaf untuk cinta yang (begitu) terlambat

yang mungkin gagal menyelamatkan

yang (mungkin) tak bisa memberi kekuatan saat pertarung

atau(mungkin) wsebelum pertarungan, tak bisa menguatkan saat persiapannya

yang sekarang

membuatku sangat penasaran

apa yang bisa membayarnya

membayar

sebuah cinta

yang terlambat

??

?

?

aku a=mau tau

karena

walau terlambat

lebih baikkan

dari

tidak.

harus dibayar dengan apa?

tolong beritahu, segera

dimanakah aku selama 1-2 menit ini

hingga rela2 nya mengorbankan cinta yang penting

yang dapat membawa kemaslahatan

bangsa Indonesia, mungkin, setidaknya kuharap punya potensi seperti itu

ceat katakan, gimana cara menawar segala bentuk cinta yang terlambat ini?

 

Career Value Anchors Juni 26, 2010

Filed under: Uncategorized — ardasothie @ 10:05 am

Career Value Anchors
Entrepreneurial Creativity

This anchor is characterized by the overarching need to build or create something that is entirely your own product. People with this anchor find that none of the other anchors completely matches with their key motives and values, but that there is a degree of overlap with several of the anchors, ie. Autonomy, managerial competency, freedom to exercise special talents, and a desire to build wealth for security.

Fun quizzes, surveys & blog quizzes by Quibblo
 

Filed under: Uncategorized — ardasothie @ 9:49 am

 

Khayalan Cinta? Dari Negeri saudara, kau kah saudaranya>aku malu melihatmu Februari 17, 2010

Ini negeri kami

Yang telah kalian jajah sejak aku dalam kandungan

Ini bangsa kami,

Yang telah kalian usir dari tempat tinggalnya

Secara ‘pelan’, berlahan namun terus menerus tergerogoti

Siapakalian?

Apa hak kalian disini, dengan paksa mendesak kami untuk

Tak lagi jadi tuan di tanah kami

Berjuang dengan darah dan air mata, fr

Rtaktak sayang,, gertakanmu tak berhasil

Sehebat manapun dia

Kami akan mempertahankan negeri kami,,

Sampai 2 kemungkinan: akhir kehidupan manusia, atau kami telah mendapatkannya kembali

Seperti yang dulu

Saat kakek nenek buyut kami masih belum tumbuh sempurna fisiknya

Waktu mereka bermain-main di ruang terbuka

Yang menyenangkan untuk berlarian

Tak ada suara tembakan, tak ada langkah2 teng dengan rodanya yang menerus

Yang ada..

Senyum dan tawa riang anak kecil, yang harapan dan asanya terbang kesana kemari, ingin menggapai langit

Aroma makanan dari dapur ibu dari keluarga yang sederhana

Siapa yang suka lemparan batu-batu

Yang tiap hari kami hadiahkan pada pejuang musuh

Pejuang? Pantaskah disebut begitu…yahh, mereka hanya dibayar?atau cinta negerinya?

Masa’ karena itu, lantas tega berniat memberanguskan kami…

Biarlah..suatu hari nanti pun raga kami memang harus hangus

Tapi.yang terus menyala.S,e,Mank.g.at..Kami, Para Pembela Negeri.

Ya kan, Sayang? Aku menunggu pegangan erat Saudaraku (pantaskan disebut begitu?)…..

 

 Atau aku harus rela, “saudaraku??”, juga,, direbut kalian.sang pemilik teng baja-

 

Campus Centre ITB: Antara Puisi, Semangat Mahasiswa dan Ruang Tersembunyi

 PART I>> PUISI (d’poem of cc)

Campus Centre ITB, bangunan berwarna dominan putih yang transparan berdindingkan kaca, terletak pada sumbu utama master plan ITB.  Modernitas. Arsitektur Internasional. Massanya berbentuk kotak, atapnya diberi kesan datar, kaca mengelilingi fasadenya. Sangat kontras dengan lingkungannya. Dari gerbang utama, berjalanlah lurus ke arah selatan, dengan iringan pepohonan boulevard kita akan sampai juga disana. Belum genap satu dasawarsa, ia berada di sana, begitu muda diantara saudara-saudaranya yang lain. Jika bangunan sekitarnya terpatri pada kesahajaan arsitektur yang khas tradisional Indonesia, dengan unsur atap yang dominan dan kolom-kolom dengan material batu kali,    maka ia berdiri dengan kesahajaan yang berangkat dari sisi kehidupan manusia yang lain. Konsep seperti apa yang mendasarinya?

Tampilannya pun tampak berbeda. Menurut Baskoro Tedjo  selaku arsitek utama dari bangunan tersebut -berdasarkan wawancara- Campus Centre direfleksikan menjadi gerbang ITB kedua setelah gerbang utama ITB yang terletak di sisi paling selatan -tengah. Yang menarik, gerbang utama dengan jam pada bagian atasnya serta sepasang atap penerima tanpa dinding berbentuk datar pada barat dan timur nya itu lantas menjadi inspirasi perancang dalam mendesain Campus Centre.

Maka Campus Centre dibuat menjadi dua sayap, barat dan timur dengan rotunda yang bentuk denahnya lingkaran. Pembagian seperti itu selain mengacu pada gerbang utama ITB juga didasari oleh konsep yang ingin sejalan dengan konsep dasar masterplan ITB yang sirkulasi utamanya bersumbu utara-selatan dan mengarah ke Tangkuban Perahu,  maka arah pandang ke arah Gunung Tangkuban Perahu tak boleh terhalang. Sebab itulah bangunan rotunda didesain sejajar dengan lantai area sirkulasi yang menjadi penghubung antara CC barat dan CC timur.

Mengenai pemilihan style modern pada bangunan di bagian perantara zona konservasi (utara) dan peralihan (tengah), menurut arsiteknya konsep Campus Centre sebagai gerbang kedua ITB memungkinkannya untuk tampak berbeda dengan lingkungan sekitar namun tetap kontekstual.

Dilihat dari sudut pandang pengkritisi, konsep CC indah untuk dicerna maknanya. Saat berjalan di boulevard, jika kita memandang ke utara, pandangan mata kita akan tertuju pada gunung tangkuban perahu dengan sepasang atap labtek kembar yang membingkainya dan menbuat mata kita fokus ke view di tengah. Lalu di mana bangunan CC-nya? Awalnya tak terlalu terlihat, di kanan kiri didominasi oleh pepohonan hijau. Tapi makin lama dan makin berjalan mendekati Tangkuban Perahu, akan terlihat atap datar CC sayap barat-timur membingkai keduanya. Bukan hanya Tangkuban Perahu, tetapi juga sepasang atap labtek kembar tersebut.

CC putih itu ‘bersembunyi’ di balik pepohonan seakan bercerita ‘Jangan lihat aku dahulu, silahkan lihat dahulu karya Sang Pencipta (bc: pohon dan gunung).’Ya, ternyata bangunan CC ini dibuat lebih mundur dari labtek kembar sehingga perpaduan ketiganya menjadi suatu pemandangan yang ‘berpuisi’ dan seperti akan mengatakan bahwa bangunan dengan semangat tradisional dan modern dapat berjalan beriringan, saling memyelimuti dan menguatkan karakter alam (Gunung Tangkuban Perahu) yang diciptakan Tuhan, Sang Satu,  bahwa arsitektur yang baik akan bersenandung berirama dengan segala sesuatu sekitarnya, alam, bangunan lain, manusia dan segala bentuk yang ada di lingkungannya dan dapat teraba oleh panca indera. Dan gabungan ketiganya menjadi salah satu sudut yang mampu mempresentasikan ITB.

Ternyata bangunan baru tidak harus ber-style sama dengan eksisting, dengan pendekatan kontras dapat pula dilakukan dan dihasilkan paduan desain yang menarik.

Dalam makalahnya, ‘Tradition and The Individual Talent’, T. S Elliot menekankan proses dalam seni dan menemukan nilai dalam tradisi. Elliot mengemukakan sebuah puisi tercipta dari keremajaan yang menemukan relasinya diantara individu dengan tradisi dengan komunitas intelektualnya. Sementara itu J.J Rousseau mengungkapkan bahwa mediasi diantara individu dan lingkungannya dengan mementingkan konteks dalam beraksi itu menjadi penting. Kebebasan moral yang tak teraba secara fisik diperoleh dengan interaksi dengan lingkungan, membuat manusia menjadi tuan atas dirinya sendiri.1

Jika dihubungkan dengan bangunan CC, ungkapan dua ahli tersebut dapat dimaknai sebagai penguatan dukungan atas perlunya CC sebagai individu untuk memperhatikan tradisi lingkungannya. Secara singkat menurut pengkritisi desain CC  telah dapat mengikuti tradisi sumbu utara selatan ITB, responsif terhadap eksisting sehingga ia mampu berdialog dengan komunitas di sekelilingnya.

 ‘Puisi’ yang lain yang diberikan bangunan CC tampak lebih terbaca pada malam hari. Saat langit gelap dan bangunan tersebut terang benderang karena penerangan di dalamnya yang tertembus sempurna karena dominasi material kacanya, ia bukan menerangi dirinya sendiri. Dirinya sering terlihat dari luar tak berisi manusia pada malam hari. Ia menerangi pepohonan sekitarnya yang telah berjasa memayunginya dari sinar matahari dan hujan dan membuat pepohonan tersebut terasa lebih hidup.

Elemen unik ‘terbaca’ sewaktu melintasi kedua sayap bangunan pada entrance tengahnya, akan terlihat ada sebuah kolom tinggi yang memecah dan membelah sirkulasi menjadi dua bagian. Menarik untuk dicermati karena sebagian besar perancang biasanya akan berpikir ke alternatif lain saat mengetahui kolom pada struktur bangunannya secara tidak sengaja terletak diantara entrance. Pemikiran tersebut seakan tidak berlaku pada CC, kolom sengaja diletakkan di tengah-tengah entrance. Alasannya? Terlewat saat wawancara dengan arsitek namun penulis berpendapat sebagai manusia beradab, jika akan masuk ke suatu rumah kita dianjurkan untuk terlebih dahulu meminta izin pada penghuninya. Ada kemungkinan bangunan ini juga menuntut ‘penghormatan’ dari pengunjung saat masuk ke bangunan dengan mempersilahkan penggunanya untuk bertepi sejenak dengan adanya kolom di tengah.

Penerapan konsep selasar pada CC juga tergolong berhasil terbukti pada hari kerja maupun libur terdapat para mahasiswa yang sedang beraktivitas pada selasarnya. Aktivitas yang dilakukan sangat bervariasi (akan dibahas pada penekanan fungsi). Kondisi ini dapat memberikan ide bahwa masyarakat yang tinggal di kondisi alam yang cukup baik dan kelembapan udara yang cukup seperti di Bandung dan pada daerah tropis kebanyakan, adanya tempat informal yang terbuka merupakan kebutuhan publik yang perlu mendapat perhatian dalam proses merancang.

Dari konsep-konsep CC seperti digambarkan di atas, bagaimana penerapannya? Apa yang terjadi saat konsep dipertemukan dengan kebutuhan pengguna sebagai subjek utama perancangan? Setelah diadakan wawancara maupun pengisian kuesioner oleh para pengguna bangunan CC yang mayoritas terdiri dari mahasiswa, karyawan, petugas keamanan, dan lain-lain mengenai kenyamanan pengguna terkait dengan aktivitas dan fungsi yang dapat dilakukan di dalamnya maka penulis berkesimpulan bahwa sebagian pengguna sudah merasakan kenyamanan di CC terkait dengan kegiatan yang dilakukan dan aktivitas di dalam CC……berlanjut ke part 2> semangat mahasiswa…….

 

Apa hubungannya? Persatuan Umat Muslim-Perkembangan Teknologi Bangunan & AR Masjid Desember 13, 2009

Sering kita amati di masjid-masjid dan saat shalat Ied bahwa masih banyak umat muslim yang kurang menyadari perlunya merapatkan saf dalam shalat, baik karena ketidaktahuan maupun karena tidak mendalami lebih lanjut.

Menurut Al Quran surat Shaf ayat 4,’Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalanNya dalam barisan yang rapi (teratur) seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh’. Ayat ini menarik karena jika ditelaah lebih lanjut ternyata barisan yang rapi tidak hanya diperlukan saat shalat, tetapi juga saat berperang di jalanNya.

Perkembangan teknologi termasuk di dalamnya teknologi bangunan dewasa ini berkontribusi dalam perkembangan ilmu arsitektur. Sementara itu, makin banyak masjid-masjid yang dibangun dan membutuhkan perkembangan ilmu arsitektur dan ilmu teknologi bangunan karena untuk mematuhi kaidah-kaidah Islam dalam shalat dan kegiatan lainnya yang biasa dilakukan di masjid, perancang masjid tentu harus mengetahui kaidah-kaidah tersebut dan mencari akal dalam mengatasi permasalahan yang muncul. Salah satu kaidah Islam yang harus dipenuhi dan sering menjadi persoalan adalah kerapatan saf shalat yang telah dibahas sebelumnya.

Untuk apa tulisan ini?

  1. mengetahui kaitan antara berkembangnya teknologi bangunan dan ilmu arsitektur terhadap hubungan persaudaraan antar umat muslim
  2. mengetahui manfaat ilmu teknologi dan arsitektur terhadap persatuan umat
  3. menyadarkan pentingnya kerapatan saf dalam berjamaah demi persatuan umat 
  4. mengasah jiwa para akademisi untuk terus mengembangkan teknologi dan sains demi tercapainya masyarakat yang Islami

2.3 Hukum Saf Terputus Tiang

Berbagai macam hadits mengenai saf terhalang tiang ini, namun dapat disimpulkan. Adapun yg menjadi titik persamaan dan tidak terjadi perselisihan dikalangan ulama:

1}. Bolehnya sholat sendiri diantara dua  tiang

2}Bolehnya Imam sholat jamaah berdiri diantara dua tiang mesjid

3}Bolehnya sholat diantara dua tiang apabila jumlah jamaah sedikit yg tidak melewati apa yang terdapat diantara dua tiang tersebut

4}. Bolehnya membuat shaf bagi para makmum diantara dua tiang apabila jumlah jamaah terlalu banyak yg apabila mereka tidak sholat diantara dua tiang akan menyebabkan mereka sholat diluar mesjid.

 Adapun yg menjadi letak perselisihan adalah para makmum membuat shaf diantara dua tiang dalam keadaan memungkinkan bagi mereka menghindarinya dan tidak menyebabkan mereka sholat diluar masjid. (blog.re.or.id)

…….

Jika dikaji lebih jauh dari pembahasan sebelumnya, perkembangan teknologi bangunan dan arsitektur juga mempengaruhi arsitektur masjid di Indonesia. Menurut preseden yang telah ditelaah yaitu masjid dari tiga zaman yang berbeda dapat disimpulkan bahwa masjid-masjid tersebut semakin kekinian semakin dapat memenuhi kriteria tempat ibadah yang ideal menurut tata letak ruangnya dalam hal ini perletakan tiang. Dengan begitu, hukum saf diantara dua tiang dalam keadaan memungkinkan bagi mereka menghindarinya dan tidak menyebabkan mereka sholat diluar masjid yang masih dipertentangkan ulama semakin lama semakin tidak menjadi masalah sebab dewasa ini sudah ditemukan teknologi agar ruang shalat dapat bebas dari tiang sehingga jamaah tidak terputus. Penyiasatan denah yang berbentuk persegi juga membantu umat agar dapat berlomba-lomba(lebih muat banyak) berada di saf terdepan.

  Maka semakin dekatlah kita dengan terealisasikannya surat As Saf ayat 4,‘Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang rapi (teratur) seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.’ (QS Shaf : 4). Jika kita telah teratur dalam shalat dengan saf yang rapat maka kita akan mempunyai peluang lebih besar untuk teratur dalam kehidupan sehari-hari, dalam jamaah barisan umat muslim. Jika barisan umat sudah rapat maka kita akan menjadi ‘bangunan yang kokoh’

versi tidak lengkap dari sebuah tulisan  ** ***** K**A  but..wahahaha… DISIPLIN itu penting!

 

 

cihuy…about Masjid AtTin taman mini… November 30, 2009

“ Demi AtTin. Az Zaitun, Thur Sina dan Kota (Mekah) yang aman ini. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk fisik yang sebaik-baiknya. Kemudian Kami kembalikan ia ke tempat yang serendah-rendahnya. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh,…” QS AtTin: 1-7
Masjid AtTin merupakan masjid yang dibangun oleh PT. Birano, sebuah biro arsitektur yang sudah sangat berpengalaman dalam pendesainan masjid. PT. Birano dengan Ir. Ahmad Noe’man sebagai Pricipal Architect ini mempunyai ciri khas pada karya-karyanya yaitu ruang shalat yang bebas kolom dan adanya selasar di sekeliling ruang shalat. Ciri khas ini juga diterapkan pada Masjid At Tin. (sebenarnya ada poto2nya,, tapi…gmn cara ngaplod nya si….?)

Penggunaan selasar merupakan implementasi perwujudan arsitektur beriklim tropis sementara ruang tanpa kolom dirancang berdasarkan hadits Rasul, seperti pemaparan Bapak Ahmad Noe’man, ‘Hadits Rasul mengatakan bahwa shaff (barisan) dalam shalat harus lurus, sehingga ruangan shalat adalah ruang yang lowong (tidak terhalang) dan tidak memiliki kolom. Hadits lain mengatakan bahwa shaff yang paling depan adalah yang terbaik, sehingga denah persegi menjadi pilihan dan ditetapkan kemudian sebagai bujur sangkar, dimana keseimbangan secara ruang dapat tercapai dalam mengatasi shaff tersebut.’.1
Sementara itu, ciri khusus yang membedakan At Tin dengan masjid karya PT. Birano yang lain adalah penggunaan dome yang cenderung dihindari pada karya sebelumnya karena ingin keluar dari bentuk masjid-masjid di Indonesia yang identik dengan dome, terinspirasi oleh Al Quran surat Al Baqarah ayat 170 ”Dan apabila dikatakan pada mereka,;Ikutilah apa yang diturunkan Allah’, mereka menjawab, ‘Kami hanya mengikuti apa yang kami dapati dari Bapak-Bapak kami.’ Biarpun Bapak-Bapak mereka tidak mengerti sesuatu dan tidak dapat petunjuk”.1 Atas dasar itulah, Ir. Achmad Noe’man selalu mendesain bentuk-bentuk masjid yang baru pada setiap karyanya. ”Setiap karya selalu berbeda, tidak ada yang diulang,” jelas Pak Noe’man.3
Namun pada Masjid At Tin, untuk memenuhi keinginan klien, digunakan bentuk dome yang ringan dengan menggunakan space frame sebagai strukturnya. Penggunaan space frame untuk dome ini merupakan terobosan baru pada bangunan masjid di Indonesia yang biasanya memakai struktur beton untuk dome sehingga berkesan berat. Bentuk dome pada masjid ini ringan, mudah pemasangannya, namun tetap kokoh.
Masjid At Tin juga menggunakan ornamen-ornamen arabesque pada tiap sudut bangunan seperti pada mihrab, railing tangga, lantai, plafon, pintu kayu jati berukir, relung-relung, kap lampu dan lain-lain. Modul ornamen ini bila disusun ke arah manapun akan selalu menerus tanpa akhir seperti nikmat Allah SWT kepada manusia.1 Ornamen-ornamen ini menyatu dan seirama antara satu sama lainnya menjadikan suatu kesan estetis tersendiri. ….
Menurut Seyyed Husein Nasr, prinsip unitas (At Tauhid) sangat penting dalam arsitektur Islam. Masih menurut beliau, unitas terlihat pada cara berarsitektur Islam memperlakukan eksterior, ruang-ruang interior & pertamanan bangunan. Dalam arsitektur Islam, ketiganya merupakan faset dari satu realitas tunggal.4 Pada Masjid At Tin diterapkan prinsip unitas tersebut. Pada masjid ini, ada 2 modul dasar utama yang diulang-ulang pada setiap detail sudut masjid yaitu persegi dan bintang. Sebagai contoh, modul persegi yang merupakan modul awal dari modul anak panah yang banyak terlihat pada At Tin, jika diperhatikan secara seksama, akan terlihat pada detail bangunan seperti pintu utama, dinding-dinding eksterior maupun interior, penopang pergola, atap selasar terbuka. Sementara itu, modul persegi ini jika terbentuk oleh 2 persegi dan satu persegi diputar 45º, maka akan tercipta modul turunan yaitu modul bintang sederhana yang terdapat pada skylight kaca patri di atas sclupture menuju RSG, plafon, menara, pola lantai selasar terbuka, dll. Modul persegi yang belum mengalami penurunan dari modul awal pun terdapat pada bentuk denah ruang shalat, kap lampu depan ruang wudhu, list plafon, dll.
Mau baca tulisannya yg utuh….hub saya saja (beuhh….berasa penulis T.O.P, demi kenyamanan bersama)